Tugas Etika Bisnis (20 Maret 2021) - Prinsip Etika dalam Bisnis serta Etika dan Lingkungan
Nama : Siti Amira Septyani
Kelas : 3EA18
NPM : 16218751
Tanggal : 13 Maret 2021
TUGAS ETIKA BISNIS
Prinsip Etika dalam Bisnis serta Etika dan Lingkungan
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak eksternal.
Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
4. Hormat pada diri sendiri
Prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Hak dan Kewajiban
HAK
Hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lain atau terhadap masyarakat. Orang yang mempunyai hak yang bisa menuntut (dan bukan saja mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain akan memenuhi dan menghormati hak itu.
Sebagaimana halnya dalam hal pemikiran moral pada umumnya, demikian juga dengan etika bisnis sekarang teori hak diberi tempat yang penting. Dalam hal ini etika bisnis dalam bentuk sekarang hanya melanjutkan perjuangan di bidang sosial-ekonomi yang berlangsung pada masa sebelumnya. Perjuangan kaum buruh dalam zaman industrilisasi seluruhnya dilatar belakangi wawasan hak.
KEWAJIBAN
Kewajiban berarti suatu keharusan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengikuti kaidah serta aturan yang ada dan biasanya dimulain oleh sesuatu yang memiliki hak kepada seseorang atau kelompok tersebut.
6. Teori Etika Lingkungan
Masalah sekitar lingkungan hidup baru disadari sepenuhnya dalam tahun 1960-an. Sekaligus disadari pula bahwa masalah itu secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh bisnis modern, khususnya oleh cara berproduksi dalam industri yang berdasarkan ilmu dan berteknologi maju. Tentu banyak keluhan tentang pengaruh negatif dari industri atas lingkungan hidup. Dalam kesastraan dapat kita baca bagaimana penghuni disekitar pabrik pabrik diasosiasikan dengan asap, jelaga, dan bau yang tidak sedap.
7. Prinsip Etika di Lingkungan Hidup
1. Lingkungan hidup sebagai “the commons”
2. Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas
Dengan demikian serentak juga harus ditinggalkan pengandaian kedua tentang lingkungan hidup dalam bisnis modern, yakni bahwa sumber sumber daya alam itu tidak terbatas. Mau tidak mau harus kita akui lingkungan hidup dan komponen-komponen di dalamnya tetap terbatas walaupun barangkali tersedia dalam kapasitas yang besar.
3. Pembangunan yang berkelanjutan
Jika krisis lingkungan dipertimbangkan dengan serius, bagi ekonomi masih ada satu konsekuensi lain yang sulit dihindarkan. Setelah dihadapi dengan masalah lingkungan, kini banyak orang menjadi pertanyaan apakah dogma ekonomi ini masih dapat dipertahankan. Yang untuk pertama kali dipersoalkan pertumbuhan ekonomi terus menerus adalah kelompok cendikiawan yang d kenal dengan nama THE CLUB OF ROME. Pembangunan berkelanjutan dapat memperdamaikan beberapa pandangan tentang hubungan antara ekonomi dan lingkungan hidup yang selama ini tampak bertentangan dan sehingga sulit untuk di jembatani. Pertentangan di antara mereka yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan mereka yang menolak dapat diperdamaikan, karena kalau kita menyetujui prinsip pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan tetap dimungkinkan, asalkan untuk masa depan terbuka aspek ekonomi yang berkualitas sama.
8. Sumber
https://septianidewi20.wordpress.com/2016/10/02/hakekat-mata-kuliah-etika-bisnis/
Komentar
Posting Komentar