sharing session ala ramirs
#recentlyplay weezer (good old song)
#nowplaying Keabadian yang dinyanyikan oleh Reza Artamevia
Selamat malam menjelang pagi teman - teman. Berjumpa kembali dengan Ramirs di blog nya yang ricuh picuh dengan nama mirarurero wkwkwk.
Amira masih mau kasih penjelasan mengenai kebudayaan di Belitung, sudah sebulan yang lalu yaaa liburan berlalu begitu saja euy (nggak kerasa)
Oke, Amira bakal jelasin, no no no maksudnya sharing apa aja yang Amira udah dapetin selama perjalanan ke Belitung...
Di Belitung terkenal banget sama mie khas belitungnya...alhasil Amira and friend cobain...
Berikut mie khas Belitung di tempat pertama yang kami kunjungi...
Ini penampakan mie belitung yang kami icip,
diberi alas daun khas daerah Belitung...
Isi nya ada tahu, kentang, potongan mentimun, and tomat,
for the first time kita cobain ini disajikan dengan kuah yang agak kental dan kalau di Jakarta/Depok disebut kuah lumpia gitu loh hehehe
Selain itu, teman aku juga icip pempeknya, aku gak icip sih tapi menurut dia pempeknya endess... Iya, kalau dilihat dari peta di atlas atau di google map... Belitung dulunya juga merupakan salah satu bagian dari Sumatera Selatan, jadi gak heran kalau masih bisa menghasilkan pempek yang wuenak tenan juga :D
Oke, pulau di ujung pelangi ini juga menawarkan banyak keindahan untuk orang yang berkunjung ke sana... Disebut dengan pulau ujung pelangi karena menjadi salah satu tempat yang populer di masanya untuk syuting karya Andrea Hirata, yakni Laskar Pelangi. Di Belitung, tanah nya memang terbentuk dari tanah liat putih, jadi jangan salah sangka kalau di sekitar rumah penduduk itu pasirnya putih bukan berarti daerah pantai tapi karena itu tanah liat putih, dan kandungan dari komposisi lainnya seperti granit, pasir kuarsa, timah putih, dan lain sebagainya. Oh ya, tanah liat putih juga dapat disebut dengan Kaolin :D
Mungkin salah satu dari kalian udah pernah dengar mengenai adanya danau yang luar biasa cantiknya namanya Danau Kaolin, kalau diubah languange nya menjadi english Jakarta Selatan untuk mengungkapkan kecantikan danaunya tuh kayak begini, "Nature, which is infinite, which is yes" eaaa.
Jumlah penduduk di Belitung juga tidak sebanyak penduduk di Jakarta yang ramai dan berpadatan, makanya jangan heran saat sampai di Belitung benar-benar sepi dan jalan raya pun gak ada macetnya, jalan lancar mulus euy... Andaikan, Jakarta setiap hari seperti itu ya wkwk. Informasi dari warga sekitar Belitung, pukul 9 malam jalan sudah sepi dan toko - toko pun sudah tutup jadi warga sekitar memang langsung istirahat dan sudah tidak ada kegiatan pembelian dan penjualan, kebayang kan sepinya?
Selama 4 hari di Belitung, kami ditemani dengan tour guide yang bernama Masteng. Masteng bilang di Belitung sudah jarang sekali adanya angkot. Kenapa? Karena sekarang warga Belitung kebanyakan sudah memiliki kendaraan pribadi masing-masing, jadi angkot pun jumlahnya sudah tidak cukup banyak untuk beredar. Waktu rute angkot dari pagi dan sampai siang saja... Lebih dari jam itu sudah tidak ada angkot yang lewat. How about bioskop di Belitung? Pada dahulu kala, ada tapi sekarang peminatnya semakin sedikit alhasil semua bisokop pun tutup dan sudah tidak ada yang buka kembali hingga kini.
Lalu, mari membahas kebudayaan Belitung yuk!
Well, ini Rumah Adat Belitung
yang memang sengaja dibuat agar dapat dikunjungi oleh wisatawan...
Di rumah adat Belitung juga menunjukkan adanya perkembangan wilayah di sana, pahlawan-pahlawan yang telah berjasa, dan adat istiadat Belitung sendiri.
Menurut Amira sendiri, yang paling menarik adalah adanya adat pernikahan Belitung, terlebih lagi ada miniatur makanan minuman yang disajikan.
Adat Istiadat Pernikahan
Sajian Makanan untuk Penrikahan
Seserahan
Amira dengan Mella di rumah adat Belitung
Ternyata sajian makan pada saat acara pernikahan disajikan juga dalam kegiatan sehari-hari, biasa disebut dengan "Tradisi Makan Bedulang".
Makan Bedulang adalah prosesi makan bersama yang dilakukan menurut Adat Belitung dengan tata cara dan etika tertentu. Satu dulang diperuntukan bagi empat orang yang duduk, karena waktu itu kunjungan hanya dua orang saja, jadi satu dulang spesial untuk kita berdua...
Satu Bedulang seperti ini,
waktu itu Amira paling suka dengan sambalnya adan sate Ikan tenggirinya
Sebagai hidangan penutup setelah mencicipi satu bedulang khas Belitung,
perpaduan kue dan kelapanya memang melengkapi satu sama lain, kue yang manis dipadukan dengan gurihnya parutan kelapa, endess...
Selain itu, Amira dan teman juga mencicipi ke tempat kedua untuk icip icip Mie khas Belitung, dan kali ini ternyata jauh lebih endess huuu mantap banget kan...
Saya pun tergoda dengan lontong khas Belitung nya...
ditemani dengan Jeruk Kunci yang kita kira bakal super asam tapi ternyata enggak sama sekali, malah buat peminumnya segar 100% eaaa
Mie khas Belitung ini terdiri dari mie kuning yang disiram kuah yang terbuat dari kaldu udang, teksturnya kental dan berwararna kecoklatan. Mie kemudian ditaburi udang kecil, potongan bakwan udang, irisan timun, potongan kentang rebus, toge, dan emping melinjo sebagai pelengkapnya.
Selanjutnya, bahas Vihara Dewi Kwan Im atau yang juga disebut dengan Vihara Burung Mandi terletak di lereng bukit dan langsung mengadap ke Selat Karimata. Tempat ibadah yang bukan hanya untuk buddha saja namun Tionghoa juga.
Vihara Dewi Kwan Im
Me with Mella
That happy face hehehe
Keanekaragaman adat istiadat yang ada membuat Pulau Belitung begitu kaya akan seni budaya. Masyarakat Belitung pada umumnya terdiri dari berbagai suku seperti melayu, tionghoa, bugis dan berbagai suku lainnya.
Sekian informasi dari Amira, semoga dengan adanya sharing session ini dapat memberi informasi yang oke dan dapat berguna bagi pembaca blog setiaku yaaa, hehehe.
Terima kasih semuanya...
Best Regards,
Amira
p.s. mengenai keindahan pantai-pantai di Belitung, kalian bisa request aku biar aku bisa post di lain waktu! :D










Komentar
Posting Komentar