Tugas Etika Bisnis - Siti Amira Septyani - 3EA18 - 16218751 (08 Mei 2021)

 

 Nama             : SITI AMIRA SEPTYANI

Kelas               : 3EA18

NPM                : 16218751

Tanggal          : 08 Mei 2021

TUGAS ETIKA BISNIS

HUBUNGAN STAKEHOLDER DENGAN PERUSAHAAN

 

1·     Jelaskan bentuk stakeholder !

Bentuk-Bentuk Stakeholders

Terdapat 2 (dua) bagian besar dalam usaha menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan dari Indonesia tower, yaitu :

1. Para penyewa dan pemilik menara yang sudah ada jasa; jasa penunjang pembuatan menara, tenaga kerja luar, jasa penunjang pembuatan menara kamuflase; atau yang disebut juga stakeholder dari dalam pihak perusahaan (Indonesiantower).

2. Pemerintah daerah, pemerintah pusat (Departemen Kebudayaan dan Parawisata, Departemen komunikasi dan Informasi) dan masyarakat yang terdiri dari perhotelan, perdagangan, lembaga pendidikan (SD, SLTP, SMU, dan Universitas), komunitas lokal, pasar tradisional, wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri disebut juga sebagai stakeholder dari luar perusahaan.

Semua stakeholder ini menjadi bagian dari Indonesiantower yang dihubungi dalam rangka melaksanakan kegiatannya berkaitan dengan fungsinya masing-masing. Fungsi dari masing-masing stakeholder dapat digambarkan sebagai bentuk usaha bersama dalam rangka melestarikan kawasan wisata budaya Candi Borobudur. Dan tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan Indonesiantower adalah dengan memberikan usaha pencegahan pada pencemaran lingkungan dari sudut pandang (view polution) dan juga menjaga keberadaan Candi Borobudur sebagai jatidiri bangsa Indonesia.

Terdapat pula beberapa kegiatan dari masyarakat dalam kawasan wisata Candi Borobudur, seperti komunitas lokal dengan pola hidupnya yang bertani sawah memberikan suasana lingkungan sosial budaya yang spesifik terhadap keberadaan candi itu sendiri. Candi Borobudur sebagai objek yang dijadikan sumber mata pencaharian bagi warga sekitar dengan membuka warung kelontong, kemudian juga beberapa pedagang asongan, dan sebagainya. Begitu juga dengan adanya menara-menara telekomunikasi seluler yang bermunculan merusak pemandangan bila dilihat dari Candi Borobudur itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari para pengguna telepon seluler dari para wisatawan baik dalam maupun dari luar negeri. Sehingga tampak bahwa antara kepentingan dari masing-masing stakeholder akan saling tidak memperhatikan kedudukannya dalam kawasan yang bersangkutan.

Dengan kondisi ini terkait dengan nilai-nilai dari Indonesiantower, menjadi perusahaan yang terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi seluler di Indonesia adalah visi yang diusung oleh perusahaan Indonesiantower. Dalam visi tersebut tercermin bahwa Indonesiantower berusaha menjadi perusahaan terbaik dengan tidak hanya memperhatikan keuntungan secara ekonomi akan tetapi memberikan keserasian dengan lingkungan dalam artian menjaga kelestarian lingkungan dan menunjang nilai sosial budaya dari masyarakat bangsa Indonesia.

Serta menciptakan strategi bersama dengan stakeholder untuk melaksanakan penerapan menara bersama (collocation tower) dan menara kamuflase (camouflaged tower). Keterkaitan kedua aspek tersebut, yaitu nilai perusahaan dan konteks sosial budaya menjadi dasar dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Strategi yang tercipta dari hasil hubungan dengan para stakeholder dapat dijalankan secara bertahap. Strategi antara Indonesiantower dengan stakeholder  yang ada berupa menejemen kontrak yang menerbitkan izin berupa kerja sama dengan pemerintah pusat serta pemerintah daerah. perizinan ini mendorong dan memunculkan proses bisnis baru yang disepakati secara bersama antara-stakeholder, dan pada dasarnya Indonesiantower secara bersamaan juga telah melakukan proses bisnis yang tidak memerlukan kontrak kerja sama antar stakeholder.

Departemen terkait dan pemerintah daerah memberikan perizinan serta tugas kepada Indonesiantower dalam pembuatan menara bersama dan kamuflase. Keterkaitan lainnya adalah kekmapuan intelektual yang dikuasai atau diterapkan merupakan modal yang penting juga bagi Indonesiantower dalam mewujudkan menara yang ramah lingkungan. Kemampuan teknologi tersebut tentunya didukung oleh beberapa ahli yang terkait serta kedudukan candi tersebut. Modal sosial yang ada berupa  dukungan dari semua pihak baik dari aspek komunitas, pemerintah daerah, para perusahaan yang terkait serta pemerintah pusat sangat diperlukan.

Kegiatan yang dilakukan oleh Indonesiantower tidaklah mengharapkan sebuah keuntungan finansial, akan tetapi memunculkan suatu keuntungan sosial dan kepercayaan jatidiri bangsa Indonesia. Hasil yang berupa keuntungan sosial, mempunyai makna bahwa kegiatan tersebut didasari pada keinginan untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat bangsa Indoneisa akan pelestarian kawasan wisata budaya Candi Borobudur serta dapat meningkatkan kondisi sosial budaya komunitas sekitar kawasan wisata.

 

2·     Jelaskan stereotype, prejudice, stigma sosial !

Jawaban         :

Perusahaan pada dasarnya adalah suatu bentuk organisasi dengan kebudayaan yang spesifik yang hanya di miliki oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga angota – anggota korporasi tersebut yang juga anggota sebuah komunitas.

Dalam kaitannya dengan perbedaan budaya da pola hidup yang ada sebagai lingkungan perusahaan yang bersangkutan, maka masalah akulturasi menjadi hal yang penting di perhatikan. Akulturasi atau dalam arti percampuran budaya antara satu komunitas dengan komunitas lain dapat terjadi ketika anggota komunitas melakukan interaksi sosial yang intensif.

Penyebaran pengetahuan budaya dari satu kelompok sosial (termasuk di dalamnya perusahaan) kepada perusahaan lainya mengandung pengaruh dari kebudayaan tertentu, sehingga diffusi (Pengaruh) ini dapat menjadi pengetahuan bagi kelompok lainnya.

Dapat kita identifikasi bahwa dominasi pengaruh global lebih kuat dari pada budaya komunitas indonesia itu sendiri. Penggunaan budaya dominan akan semakin sering kita akulturasi budaya terus berjalan dengan baik, kekuatan pengaruh budaya semakin dapat menjadikan budaya yang dominan sebagai acuan untuk bertindak dan bertingkah laku.

Lintas budaya menjadi suatu proses yang umum terjadi, hal ini karena komunikasi sangat mudah terjangkau, dan interaksi antar kelompok yang berbeda sangat mudah terjadi. Oleh karena itu segala kegiatan yang menjadi dasar bagi aktivitas perusahaan yang mengandung proses lintas budaya.

Perbedaan pola hidup akan menjadi suatu hambatan bagi berjalannya korporasi, masalah – masalah intern pegawai atau anggota korporasi dapat juga menjadi kendala. Biasanya pegawai yang berasal dari penduduk lokal sering diidentikan dengan orang yang malas–malas, tidak mau maju, dsb. Memungkinkan perlunya suatu usaha untuk melakukan monitoring, evaluasi dan audit sosial terhadap berjalannya korporasi yang di lakukan oleh orang tertentu yang memang berkeahlian di bidang tersebut.

Dalam interaksi sosial akan muncul di dalamnya identitas yang mencirikan golongan sosial dari individu yang bersangkutan berupa atribut – atribut/ciri – ciri, tanda, gaya bicara yang membedakan dengan atribut dari sukubangsa. Hubungan antar sukubangsa yang ada dalam wilayah cenderung mengarah pada penguasaan, maka akan muncul stereotype, prejudice, dan stigma social.

1. Stereotype adalah anggapan satu golongan terhadap golongan lainnya  dan biasanya anggapan ini berkaitan dengan keburukan – keburukan kelompok lain.

2. Prejudice merupakan prasangka dari golongan satu terhadap golongan lainnya.

3. Stigma adalah  suatu penilaian dari  satu golongan terhadap golongan lainnya untuk ber hati – hati dan kalau  bisa tidak berhubungan dengan golongan lain tersebut.

Stereotype, prejudice dan stigma sosial muncul karena pengalaman seorang individu dari golongan satu terhadap golongan lainnya dan kemudian individu tersebut mengabarkan pengalamannya tersebut. Akibat dari pengetahuan tentang sukubangsa lain  dari golongan sosial lain  akan dipakai sebagai referensi dalam pengetahuan budayanya untuk beradaptasi dengan dengan suku bangsa lain

 

3·     Jelaskan mengapa perusahaan harus bertanggung jawab secara sosial !

Jawaban         :

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek. Konsep CSR adalah salah satu konsep tanggung jawab perusahaan yang pada dasarnya bertujuan mencari keuntungan tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat, dan lingkungan.

Tanggung jawab sosial perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholders dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan.

 

4·     Jelaskan komunitas Indonesia dan etika bisnis !

Jawaban         :

Pernah terjadi malapetaka di komunitas Indonesia tepatnya didaerah Nabire, Papua. Bahwa komunitas Nabire mengkonsumsi sagu, pisang, ubi dan dengan cuaca yang kemarau, tanah tidak dapat mendukung pengolahan bagi tanaman tersebut. Dengan kondisi seperti ini mendorong pemerintah untuk dapat membantu komunitas tersebut. Dari gambaran seperti ini, tampak bahwa tidak adanya rasa empati bagi komunitas elit dalam memahami pola hidup komunitas lain.

Dalam konteks yang demikian, maka perusahaan dituntut untuk dapat memahami etika bisnis ketika berhbungan dengan stakeholder diluar perusahaanya, seperti kounitas lokal atau kelompok sosial lain yang berbeda pola kehidupannya.

 

 

5·     Jelaskan dampak tanggung jawab sosial perusahaan !

Jawaban         :

Tanggung jawab sosial perusahaan apabila dilaksanakan dengan baik dan benar akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, lingkungan, termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam dan seluruh kepentingan dalam masyarakat. Perusahaan yang mampu sebagai penyerap tenaga kerja yang baik, mempunyai kemampuan memberikan peningkatan daya beli masyarakat, yang secara langsung atau tidak langsung, dapat mewujudkan pertumbuhan lingkungan dan seterusnya. Perusahaan yang pada satu sisi pada suatu waktu menjadi pusat kegiatan yang membawa kesejahteraan bahkan kemakmuran bagi masyarakat, pada satu saat yang sama dapat menjadi sumber petaka pada lingkungan. Misalnya terjadinya kerusakan alam dan lingkungan.

Jadi, perusahaan akan mempunyai dampak positif bagi kehidupan pada masa-masa yang akan datang dengan terpeliharanya lingkungan dan semua kepentingan pada pemangku kepentingan yang lain sehingga akan menghasilkan tata kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya para penentang pengaturan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan secara formal berpendapat apabila tanggung jawab tersebut harus diatur secara formal, disertai sanksi dan penegakan hukum yang riil.

 

6·     Jelaskan mekanisme pengawasan tingkah laku perusahaan !

Jawaban         :

Mekanisme dalam pengawasan terhadap para karyawan sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan sesuai atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut dengan budaya yang dijadikan pedoman koperasi yang bersangkutan. Pengawasan dilakukan terhadap masyarakat yang telah dikenai program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk melihat perubahan atau program yang diterapkan oleh korporat, apakah sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat atau belum, sehingga audit social ini menjadi rentetan penilaian setelah dilakukan evaluasi terhadap program yang diterapkan.

Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit sosial sebagai kesimpulan dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan secara berkesinambungan, yang dimana monitoring yang dilakukan sifatnya berjangka pendek sedangkan evaluasi terhadap tingkah laku anggota perusahaan berkaitan dengan kebudayaan perusahaan yang dilakukan dalam jangka panjang kemudian, hasil dari evaluasi tersebut menjadi bahan bagi audit sosial.

Pengawasan terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada dasarnya untuk menciptakan kinerja karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan proses berjalannya perusahaan. kinerja yang baik adalah ketika tindakan yang diwujudkan sebagai peran yang sesuai dengan status atau pranata yang ada dan sesuai dengan budaya perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk mendeteksi apakah budaya perusahaan telah menjadi bagian dalam pengetahuan budaya para karyawannya dilakukan audit sosial dan sekaligus merencanakan apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengaitkan nilai-nilai yang ada.

Dalam kehidupan komunitas atau masyarakat secara umum, mekanisme pengawasan terhadap tindakan anggota-anggota masyarakat biasanya berupa larangan-larangan dan sanksi-sanksi social yang terimplementasi dalam aturan adat. Gambaran ini pun menjadi gambaran yang tampak pada suatu perusahaan yang dimana karyawan dalam suatu perusahaan adalah sebagai stakeholder yang berada didalam perusahaan dan sebagai stakeholder keberadaan karyawan menjadi penting demi keberlangsungan ektivitas dan korporasi. Stakeholder juga dibagi menjadi stakeholder luar yang menunjang perusahaan perlu dilakukan suatu pengawasan yang berupa audit sosial.

Pada dasarnya suatu perusahaan adalah sebuah organisasi yang dalam kenyataannya menempati suatu wilayah sosial tertentu. Dan sebagai suatu bentuk organisasi korporasi tentunya mempunyai tujuan yang dapat dipahami secara bersama oleh para anggotanya dan dapat menjamin kehidupan para anggotanya dalam lingkup organisasinya yang bersangkutan. Dalam perusahaan apa yang dikatakan sebagai proses audit sosial adalah mirip atau sama dengan cara-cara yang dipakai untuk memeriksa keuangan diperusahaan yang bersangkutan. Akan tetapi pada dasarnya, untuk memperjelas apa yang harus dilakukannya dan apa aktivitasnya. Pemeriksaan sosial tersebut dilakukan secara terpisah antara pemeriksaan secara financial serta pemeriksaan sosial secara jelas.

Sebagai sebuah organisasi perusahaan akan mempunyai beberapa tenaga ahli dalam menyiapkan anggaran-anggaran yang akan dikeluarkan, dan begitu juga dengan pemeriksaan terhadap anggaran yang telah dikeluarkan berkaitan dengan berjalannya organisasi yang bersangkutan seperti para ahli akuntansi dan pemegang buku.

Tenaga-tenaga ahli tersebut merupakan individu-individu yang menduduki status tertentu, status dalam hal ini adalah kesimpulan hak dan kewajiban yang ada pada dini seseorang dalam satu lingkup kebudayaan. Oleh karena itu dalam satu perusahaan status dan peran seorang ahli anggaran dan pemeriksaan social berada dalam pranata sosial tertentu yang disepakati bersama antar anggota stakeholder sebagai kesepakatan dalam kebudayaan perusahaan yang bersangkutan.

Memang pada dasarnya anggota perusahaan berasal dari anggota komunitas yang berbeda-beda kebudayaan dan suku bangsa, dan dengan bersama dengan cara lain yang berbeda kebudayaan dan suku bangsa bergabung sebagai satu komunitas perusahaan. Dalam kehidupan komunitas, system social akan terus berjalan untuk mengatur segala tingkah laku individu-individunya.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengelolaan Etika dan Kebijakan dalam Sistem Informasi

Justice // Keadilan

dear Kak Alona, kakak kesayanganku